Spirit Selat Sunda
Senin, 19 Mei 2025
_ _muhibahigasi2025
Siang ini, kami harus melanjutkan perjalanan ke pulau Sumatera. Saya bersama Mas Cholil dari Cilegon, Banten, Mas Murdiyanto, dan Mas Candra dari Gemolong, Sragen, Jawa Tengah. Sesuai jadwal keberangkatan bis, pukul 14.00. Sudah siap berangkat dari pelabuhan Merak, Banten. Sehingga kami mempercepat pamit kepada para Bunda Aisyiyah Cilegon, para Orang Tua Murid SD _ Ku Aisyiyah_ kota Cilegon, dan para guru tentunya.
Mas Cholil nampaknya kerepotan, membalas telphon operator PO Bis, yang sudah dipesannya. Terdengar berbagai alasan, meyakinkan segera datang di lokasi bis berada. Kami beruru waktu, agar cepat di lokasi bis. Kepadatan kendaraan di jalanan kota Cilegon, menuju pelabuhan merak cukup ramai. Kami sesekali harus sedikit, mengurangi laju mobil.
Sepanjang jalan dari kota Cilegon, sampai pelabuhan merak, terdapat kawasan industri. Kawasan yang sangat luas ini, termasuk kawasan perusahaan Krakatau Steel ( KS). Perusahaan plat merah, yang sangat kesohor di era tahun 80- tahun 2000. Pabrik besi dan baja terbesa saat itu. Saya ingat, saat masih SD, harus mengingat nama pabrik baja ini. Tentu menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, dengan adanya pabrik ini.
Mobil memasuki gerbang pelabuhan Merak. Terlihatvsudah ada bis, berparkir di lokasi pelabuhan. Kami segera turun, dan berpindah naik bis. Mas Cholil nampak berbincang, dengan kru bis, yang sudah sangat sabar menunggu. Bis langsung berangkat, menuju dermaga 1. Kapal penyebrangan sudah siap berangkat, begitu bis masuk.
Klakson kapal berbunyi sangat keras dan panjang. Tanda kapal siap berangkat. Bismillah, kami berdoa untuk kelancaran, di penyeberangan ini. Diperkirakan waktu tempuh hampir 2 jam, sampai di pelabuhan Bakahuni, Lampung. Kapal penyeberangan, yang bersandar di pelabuhan Merak, banyak jumlahnya. Demikian demikian yang masih berlayar di Selat Sunda juga ada beberapa kapal. Memperhatikan area parkir pelabuhan yang sepi, bertanda bahwa penumpang juga sepi.
Menikmati Selat Sunda dari atas kapal, sangat mempesona. Terlihat gugusan pulau kecil di Selat Sunda. Saat kami menyeberang, laut sangat tenang. Tidak ada ombak yang besar. Lalu lalang kapal, menambah indahnya pemandangan di laut. Kapalnya juga sangat bersih. Perpaduan warna air laut, dengan warna kapal, menjadi pasangan yang sangat menggoda mata memandangnya.
Di kejauhan, terlihat puncak Gunung Krakatau. Gunung yang berada di tengah selat Sunda. Gunung ini masih aktif. Keberadaanya, menjadi ikon destinasi wisata di Selat Sunda. Hembusan angin di tengah laut, sangat kencang. Sehingga sangat mendinginkan sinar matahari yang menimpa badan ini.
Kami menikmati pemandangan yang sangat menawan, kami beberpa kali berpindanh lokasi, di atas kapal, untuk memandang penjuru selat Sunda. Sesekali kami mengabadikan, di lokasi yang sangat indah ini. Tentu dengan berbagai gaya, sesukanya. Terasa sangat menikmati suasana perjalanan ini.
Kami berempat berpindah menuju ruang kabin kapal. Karena merasa kurang bersahabat dengan panas, dan angin kencang di luar kabin. Kami sambil bercanda, berbincang banyak hal, di atas kapal. Waktu yang cukup lama, hingga sampai di pelabuhan Bakahuni, Lampung.
Kami sudah dua kali menikmati penyeberangan selat Sunda ini. Tahun 2022, saat sedang masih suasana covid melanda dunia. Sehingga saat itu, masih ada protokoler yang syaratkan, saat akan naik kapal penyeberangan. Sedikit mengenang masa lalu.
Kami sangat bersyukur atas kebesaran Sang Kholiq. Alam yang sangat memberikan kecukupan di segala suasana. Baik di darat, dan lautan, semua memiliki keagunganNya. Semua ini menjadi spirit bagi kami. Sebentar lagi, kapal bersandar di pelabuhan Bakahuni. Kami harus bersiap, melepaskan perjalanan di Selat Sunda. Selamat Datang di Pulau Sumatera. (@rnasngjk)
